A. Pengertian
Rokok adalah suatu bahan yang banyak dikonsumsi oleh sebagian besar masyarakat yang merupakan salah satu produk industri dari komoditi internasional yang mengandung bahan kimia. Unsur-unsur yang penting antara lain tar, nikotin, benzopyrin, metil kloride, asetan, amoniak, karbon dioksida dan karbon monoksida
B. Faktor Penyebab Merokok
- Pengaruh Orang Tua
Salah satu temuan tentang remaja perokok adalah bahwa anak-anak muda yang berasal dari rumah tangga yang tidak bahagia, di mana orang tua tidak begitu memperhatikan anak-anaknya dan memberikan hukuman fisik yang keras lebih mudah untuk merubah remaja menjadi perokok (Baer dan Corado dalam Atkinson, pengantar psikologi, 1999;294). Remaja yang berasal dari keluarga konserfatif yang menekankan nilai-nilai sosial dan agama dengan baik dengan tujuan jangka panjang lebih sulit terlibat dengan rokok dibanding dengan keluarga permisif dengan penekanan pada falsafah “kerjakan urusanmu sendiri-sendiri”, dan yang paling kuat pengaruhnya adalah bila orang tua sendiri menjadi figure sebagai perokok berat, maka anak-anaknya akan mungkin sekali untuk mencontohnya. Perilaku perokok lebih banyak di dapati pada mereka yang tinggal dengan satu orang tua (single parent). Remaja akan lebih cepat berperilaku sebagai perokok bila ibu mereka merokok dari para ayah yang merokok, hal ini lebih terlihat pada remaja putri (Al Bachri, Buletin RSKO, tahun IX, 1991).
- Pengaruh Teman
Berbagai fakta mengungkapkan bahwa semakin banyak remaja merokok maka semakin banyak kemungkinan teman-temannya adalah perokok juga dan sebaliknya. Dari fakta tersebut ada dua kemungkinan yang terjadi, pertama remaja tadi terpengaruh oleh teman-temannya atau bahkan teman-teman remaja tersebut dipengaruhi oleh diri remaja tersebut yang akhirnya mereka semua menjadi perokok. Diantara remaja perokok terdapat 87% mempunyai sekurang-kurangnya satu atau lebih sahabat yang perokok begitu pula dengan remaja yang non perokok (Al Bachri, 1991).
- Faktor Kepribadian
Orang mencoba untuk merokok karena alasan ingin tahu atau ingin melepaskan diri dari rasa sakit fisik atau jiwa, membebaskan diri dari kebosanan. Namun satu sifat kepribadian yang prediktif pada pengguna obat-obatan (termasuk rokok) ialah konformitas sosial. Orang yang memiliki skor tinggi pada berbagai tes konformitas sosial lebih mudah menjadi pengguna dibandingkan dengan mereka yang memiliki skor yang rendah (Atkinson, 1999).
- Pengaruh Iklan
Melihat iklan di media massa dan elektronik yang menampilkan gambaran bahwa perokok adalah lambang kejantanan atau glamour. Hal ini membuat seringkali remaja terpicu untuk mengikuti perilaku seperti yang ada dalam iklan tersebut (Mari Juniarti, Buletin RSKO tahun IX, 1991)
C. Tipe-Tipe Perokok
Menurut Silvan Tomkins (1991) ada 4 tipe perilaku merokok berdasarkan management of affect theory :
1. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan positif.
Dengan merokok seseorang merasakan penambahan rasa yang positif.
Green (dalam Psycological Factor In Smoking, 1978) menambahkan ada 3 sub tipe :
a. Pleasure relaxation
Perilaku merokok hanya untuk menambah atau meningkatkan kenikmatan yang sudah didapat, misalnya: merokok setelah minum kopi atau makan.
b. Stimulation to pick them up
Perilaku merokok hanya dilakukan sekedarnya untuk menyenangkan perasaan.
c. Pleasure of handling the cigarette
Kenikmatan yang diperoleh dengan memegang rokok. Sangat spesifik pada perokok pipa. Perokok pipa akan menghabiskan waktu untuk mengisi pipa dengan tembakau sedangkan untuk menghisapnya hanya dibutuhkan waktu beberapa menit saja. Atau perokok lebih senang berlama-lama untuk memainkan rokoknya dengan jari-jarinya lama sebelum ia menyalakan dengan api.
2. Tipe perokok yang dipengaruhi oleh perasaan negative
Banyak orang yang menggunakan rokok untuk mengurangi perasaan negative, misalnya marah, cemas, gelisah, rokok dianggap sebagai penyelamat. Mereka menggunakan rokok bila perasaan tidak enak terjadi, sehingga terhindar dari perasaan yang lebih tidak enak.
3. Perilaku merokok yang adiktif
Green menganggap sebagai psychological addiction. Mereka yang sudah adiksi akan menambah dosis rokok yang digukan setiap saat setelah efek dari rokok yang dihisapnya berkurang. Mereka umumnya akan pergi keluar rumah membeli rokok, walau tengah malam sekalipun, karena ia khawatir kalau rokok tidak tersedia setiap saat ia menginginkannya.
4. Perilaku merokok yang sudah menjadi kebiasaan
Mereka menggunakan rokok sama sekali bukan karena untuk mengendalikan perasaan. Tetapi karena sudah menjadi kebiasaan yang rutin. Dapat dikatakan pada orang-orang tipe ini merokok sudah merupakan suatu perilaku yang bersifat otomatis, seringkali tanpa dipikirkan dan tanpa disadari. Ia menghidupkan api rokoknya bila rokok yang terdahulu telah benar-benar habis.
Tempat merokok juga mencerminkan pola perilaku konsumsi rokok atau perokoknya. Berdasarkan tempat-tempat dimana seseorang menghisap rokok, maka dapat digolongkan atas :
1 Merokok di tempat-tempat Umum atau Ruang Publik :
◘ Kelompok homogen (sama-sama perokok), secara bergerombol mereka menikmati kebiasaannya. Umumnya mereka masih menghargai orang lain, karena itu mereka menempatkan diri di smoking area.
◘ Kelompok yang heterogen (merokok di tengah-tengah orang lain yang tidak merokok, anak kecil, orang jompo, orang sakit, dll). Mereka yang berani merokok di tempat tersebut, tergolong orang yang tidak berperasaan, kurang etis dan tidak mempunyai tata karma. Bertindak kurang terpuji dan kurang sopan, dan secara tersamar mereka tega meyebar “racun” kepada orang lain yang tidak bersalah.
2 Merokok di tempat-tempat yang bersifat pribadi :
◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan tersebut di kantor atau di kamar tidur pribadi. Mereka yang memiliki tempat-tempat seperti ini sebagai tempat merokok digolongkan kepada individu yang kurang menjaga kebersihan diri, penuh dengan rasa gelisah dan mencekam.
◘ Perokok yang biasanya melakukan kegiatan merokok di toilet. Perokok jenis ini dapat digolongkan sebagai orang yang suka berfantasi.
D. Dampak dan Bahaya Rokok
Kerugian yang ditimbulkan dalam tingkah laku mereka yang terlalu banyak mengkonsumsi rokok sangat banyak, dan terutama itu bagi kesehatan. Tapi sayangnya masih saja banyak orang yang tetap memilih untuk menikmatinya. Jika kita tahu, sebenarnya bahwa di dalam asap rokok itu terdapat 4000 zat kimia berbahaya untuk kesehatan, dua diantaranya adalah nikoton yang bersifat aditif dan tar yang bersifat karsinogenik. Racun dan karsinogen yang timbul akibat pembakaran tembakau dapat memicu terjadinya kanker. Selain itu konsumsi rokok juga dapat menyebabkan terjadinya penyakit kardiovaskuler, paru-paru dan merupakan salah satu penyebab dari penyakit hipertensi. Jika kita lihat seandainya hipertensi mengalami tingkatan yang berat, maka juga dapat menimbulkan risiko terjadinya gangguan penglihatan, penyakit jantung koroner, penyakit ginjal dan penebalan dinding pembuluh darah yang nantinya dapat terjadi stroke.
Ternyata selain berpengaruh buruk terhadap perokok sendiri, seseorang yang menghirup asap rokok di lingkungan justru mempunyai risiko yang lebih besar untuk menderita sakit, seperti gangguan pernafasan, memperburuk asma dan memperberat penyakit angina pectoris. Khususnya bagi anak dapat meningkatkan risiko untuk mendapat serangan infeksi saluran pernafasan akut dan gangguan pada paru-paru di masa datang. Pada awalnya rokok mengandung 8-20 mg nikotin dan setelah di baker nikotin yang masuk ke dalam sirkulasi darah hanya 25 persen. Walau demikian jumlah kecil tersebut memiliki waktu hanya 15 detik untuk sampai ke otak manusia.
Merokok merupakan salah satu kebiasaan buruk yang dapat menyebabkan suatu ketergantungan seseorang pada rokok seperti ketergantungan pada obat tertentu. Apabila kebiasaan tersebut telah berlangsung lama, maka akan teramat sulit untuk berhenti atau mengurangi jumlah konsumsi rokok yang dihisap setiap hari. Dalam hal ini yang mempengaruhi terjadinya ketergantungan adalah salah satu zat kimia dari rokok itu sendiri yaitu nikotin. Nikotin ini akan mengaktifkan system adrenergic pada bagian otak lokus seruleus yang mengeluarkan serotonin. Meningkatnya serotonin menimbulkan rangsangan rasa senang sekaligus keinginan mecari rokok lagi. Hal inilah yang menyebabkan perokok sangat sulit untuk meninggalkan rokok, karena sudah ketergantungan pada nikotin. Ketika ia berhenti merokok rasa nikmat yang diperoleh akan berkurang, dan rasa ingin marahpun akan muncul.
Efek dari rokok atau tembakau memberi stimulasi depresi ringan, gangguan daya tangkap, alam perasaan, alam pikiran, tingkah laku dan fungsi psikomotor. Jika dibandingkan zat-zat adiktif lainnya rokok sangatlah rendah pengaruhnya, maka ketergantungan pada rokok tidak begitu dinggap gawat.
E. Upaya Pencegahan
Menurut Walter S. Ross mengemukakan bahwa ada 10 untuk berhenti mengkonsumsi rokok, meliputi :
1. Untuk berhenti merokok harus dengan kemauan keras dari individu
2. Merokok adalah sesuatu yang dipelajari
3. Diperlukan jangka waktu yang lama untuk mengembangkan kebiasaan merokok
4. Jangan mencoba berhenti merokok sebelum memahami mengapa anda merokok dan apa motif untuk berhenti
5. Berhentilah dengan ‘cold turkey metod’ tetapi banyak juga cara perlahan-lahan
6. Jangan bandingkan diri anda dengan perokok lainnya
7. Berhenti merokok tidak selalu gampang
8. Berhenti merokok tidaklah seharusnya terlalu sukar dan tidak pula terlalu menyiksa
9. Tidak ada sihir atau sulap untuk menjauhkan diri dari merokok segera.
10. Merokok dan berhenti merokok itu adalah masalah pribadi
DAFTAR PUSTAKA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar